MC Surabaya-Budayawan beserta Tokoh dan pelaku spiritual menggelar Acara Kegiatan Tabur Bunga dan Doa Bersama untuk arwah Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono Surabaya pada Selasa 10 November 2020.
Kegiatan yang Di Prakarsai oleh Komunitas Indigo Dan Telepati Surabaya beserta Tokoh Spiritual Jawa Timur tersebut digelar sore hari pukul 15.30 – 17.30 WIB acara simbolik Dengan prosesi Doa yg dipimpin Gus Lukman, Gus Darwin dan Gus Abi Lutfi dan juga Penyerahan Piagam Penghargaan setinggi tingginya buat Tokoh dan Seluruh Peserta di acara tersebut.
Kegiatan ini di ikuti oleh beberapa Paguyupan, Komunitas, Padepokan, Budayawan, Seniman, kelompok Pejuang, Posko Relawan kota Surabaya serta masyarakat umum. Mulai dari Surabaya, Gresik, Pasuruan, Lamongan dan Mojokerto.
Seperti yang disampaikan panitia kegiatan Bagus Empu Batu perihal tujuan kegiatan yang dihadiri hampir ratusan peserta. ” Selain Memperingati Hari Pahlawan yang tepat tgl 10 November, kegiatan ini juga mendoakan para arwah pahlawan yg telah gugur berjuang untuk bangsa dan negara”. Tutur Bagus
Lanjutnya Bagus menerangkan peran komunitas tersebut Sebagai wujud Eksistensi Sebagai Tokoh dan Pelaku Spiritual dan Pendoa. “Sebagai ajang Silaturrahmi dan Kekompakan untuk terus berjalan di hal kebaikan bersama dan sebagai Wujud ikut serta menjaga Keutuhan NKRI harga mati yg bersama sama kita perjuangkan”. Imbuhnya
Dalam harapan nya sebagai panitia penyelenggara bahwa kegiatan ini bisa dilaksanakan setiap tahun sehingga bisa tertanam rasa nasionalisme. Dan pihaknya berharap Semoga kedepannya pemerinta kota dan Daerah selalu mensuport dan menjadi sadar akan nilai nilai Spiritual yg kita lakukan demi kemajuan bangsa dan negara. Selain di isi doa dan kegiatan tabur bunga. Pada kegiatan tersebut tampak membacakan puisi dengan judul “Kepadamu kami Mengeluh” oleh budayawan ki Ugeng Sembur dan Pesan Moral tentang Pentingnya Budaya Bagi Negari oleh Ki Ugeng Sembur dari Forum Pamong Kebudayaan Jatim. Puisi tersebut sebagai keprihatinan budayawan pada kondisi pandemi saat ini. Dimana banyak kegiatan kebudayaan dibubarkan dan izin dipersulit dengan alasan masa pandemi. “Sambat ke pimpinan daerah tidak ada hasil, hanya bisa sambat ke (arwah) para pahlawan”. Terang budayawan asal pasuruan tersebut kepada Faruk wartawan.(Adi)