MC, Surabaya- Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur meresmikan Gedung baru dan melaunching Aplikasi Si Galon dan Desis pada Selasa 16 Januari 2024. Gedung baru tersebut akan digunakan untuk ruang perawatan serta untuk kamar operasi Modular Operating Sistem.
Gedung yang diresmikan secara langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini, terletak di sisi selatan gedung lama. Dengan memperkenalkan Sigalon (Deteksi gangguan penglihatan low vision) dan Desis (Deteksi radiasi).
Dalam kesempatannya, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Erwin Asta Triyono mengatakan bahwa pembangunan gedung baru tersebut bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur.
Hal tersebut diperlukan bahwa tren angka pasien dengan penyakit mata cukup meningkat. Berbagai peningkatan pasien ini salah satunya akibat seringnya dalam menggunakan gaddet laptop dan hp.
“Pemprov Jatim punya banyak kepentingnya terkait dengan peningkatan mutu pelayanan. Kita tahu bahwa Indonesia emas tahun 2045 itu sangat membutuhkan kualitas SDM yang bagus, salah satu dalam membantu menyehatkan mata masyarakat di Jawa Timur”. Terang Erwin Astha Triyono.
“Kita tahu bahwa tren angka kesakitan penyakit mata cukup meningkat, sehingga bu Gubernur saat ini membantu kita semua dengan melaunching peningkatan layanan fasilitas di rumah sakit mata masyarakat”. Lanjutnya.
Dirinya berharap dengan diluncurkan aplikasi tersebut, masyarakat punya tanggung jawab jika terdapat kemungkinan terkena low vision pada dirinya.
“Supaya masyarakat juga ikut tanggung jawab jika ada potensi, maka segera ditindaklanjuti oleh tim di sini, itu fasilitasnya cukup ditelepon, diberi media transportasi gratis, supaya mereka mau mengakses layanan dan kita akan bantu”. Sambung Erwin.
“Kami memberikan aplikasi yang bisa diakses oleh masyarakat, kemudian dia mengisi sendiri, kalau ada satu saja yang ada potensi kelainan maka notifikasi akan muncul di rumah sakit ini”. Lanjutnya.
“Langkahnya, setelah mengisi di aplikasi tersebut, akan dipantau dari data masuk rumah sakit, kami akan menghubungi puskesmas setempat. Karena enggak mungkin dideteksi dari situ saja, tetap harus ke pelayanan supaya nanti bisa diperiksa”. Terang Erwin.