Mediacentral-Magetan, Bersih desa merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat Jawa, yang dalam hal ini sebagai wujud rasa syukur atas berkat atau anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa baik dari hasil panen, kesehatan, kesejahteraan, keselamatan untuk warga desa di satu tahun mendatang.
Selain itu hari pelaksanaannya tidak sembarangan ditentukan, melainkan ada hari-hari tertentu di dalam kalender Jawa yang pada umumnya di Bulan Suro, merupakan hari sakral untuk melaksanakan Ritual Bersih Desa.
Beda dengan tradisi bersih desa yang ada di Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan yaitu Desa Dukuh yang pada pelaksanaan ritual bersih desa di tiap Bulan Selo. Adapun tempat pelaksanaannya di “punden Mbojo” ditiap pasaran Kamis Pahing.
Dalam kegiatannya berupa kenduri dan mengirim sajian-sajian ke punden yang dipercaya sebagai sesepuh desa. Serta juga ada do’a bersama dan tampilan hiburan kesenian tayub yang dihadiri dari Forkopimca Lembeyan, Pemerintah Desa, sesepuh desa, dan juga warga masyarakat setempat, sebagai simbol tujuan untuk membersihkan halangan atau kesusahan dihilangkan agar kehidupan seluruh warga tenan dan tenteram.
Menurut Romelan, Kepala Desa Dukuh tentang tradisi bersih desa memang tidak selalu sama di setiap daerah atau desa karena semua leluhur yang membawa tradisi tersebut berbeda di setiap daerah.
“Memang tradisi bersih desa yang di gelar di Punden Mbojo di bulan selo pelaksanaannya, tidak pada bulan-bulan sakral umumnya (bulan suro), rutin setiap tahun kita laksanakan, “ungkapnya saat ditemui Kamis (305/2024).
Di ungkapkan pula bahwasannya tradisi bersih desa yang di gelar, sebagai upacara adat yang memiliki makna spiritual di baliknya, yang mana tujuannya untuk mengungkapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa baik dari hasil panen, serta juga untuk memohon perlindungan dari perantara penjaga desa dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari.
“Tujuan bersih desa yang kita gelar ini, di samping untuk memohon berkat agar hasil panen melimpah, juga memohon agar seluruh warga di beri kesehatan, menjadikan desa yang aman, tenteram, dan juga gemah ripah loh jinawi, “tutup Romelan sambil mengisyaratkan warga yang baru datang untuk makan bersama. (ek)