Ungkapan Supriyanto ;Ada Dua Kegiatan Di Acara Bersih Desa Jonggol 

Berita, Daerah66 Dilihat

Media Central Ponorogo, Setiap desa atau daerah pasti memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter dan ciri khas tertentu. Apalagi sering kali tertuang dalam cerita atau dongeng yang diwariskan secara turun temurun, dari mulut ke mulut yang dibuktikan secara fakta dan tidak jarang pula dihubungkan dengan mitos tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat. 

Seperti halnya yang sudah dilakukan kegiatan bersih desa Jonggol Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo, di bulan kemarin. Dimana ada dua kegiatan pelaksanaannya, yaitu ziarah makan leluhur babad desa dan pengajian sima’an Alqur’an dan Istighosah.

Dalam perbincangan bersama Supriyanto selaku kepala desa Jonggol saat ditemui Media Central, pada Rabu (7/8/2024) mengatakan, bahwasanya mengenai dua kegiatan bersih desa tersebut merupakan rangkaian dalam memperingati Bulan Muharram atau Suro di setiap tahunnya.

Dalam keterangan, disampaikan pula mengenai kegiatan ziarah makam sesepuh leluhur babad desa, dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2024 bulan kemarin. Adapun ziarah makam yang dilakukan ada delapan makam, termasuk makam ternama yakni makam Kyai Nurmad dan makam Kyai Nur Ali, yang merupakan sesepuh leluhur babad desa.

Hal ini dilakukan tak lain untuk mengenang, menghormati, dan menghargai dari para leluhur.

Dan mengenai kegiatan pengajiannya dilaksanakan juga bulan kemarin di tanggal 28 Juli 2024, pelaksanaan di balai pertemuan desa setempat (ba’da Isya) bersama kepala desa dan juga perangkat, serta lembaga dan tokoh masyarakat. 

“Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta mempererat tali silaturahmi antar sesama, dalam menjaga kebersihan hati dan lingkungan” ,lanjut Supriyanto.

Kepala Desa Jonggol juga menambahkan, bahwasanya dari semua kegiatan bersih desa yang sudah dilaksanakannya tak lain untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME dan juga untuk memohon perlindungan kepada dayang sebagai penjaga desa dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari.

“Memang dalam tradisi-tradisi keyakinan turun temurun, termasuk bersih desa yang sudah kita lakukan ini, semua itu merupakan lantaran ataupun simbol, agar desa menjadi aman, makmur, sejahtera dan sentosa. Maka dari itu kita tetap jaga kelestariannya, kebersihannya, maupun keindahannya” ,ungkap Supriyanto kepada Media Central di akhir pembicaraan. (ek)

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed