MC, Surabaya- dr. Benjamin Kristanto anggota komisi E DPRD Jatim mengusulkan perunahan kewenangan Puskesmas agar dikembalikan sebagai pihak yang berwenang dalam pencegahan dan promotif di bidang kesehatan.
Hal tersebut disampaikannya di acara Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah (Rakorkesda) serta pengukuhan Tim Penguatan Panduan Praktis Klinis (PPK), peresmian Ruang Teater Kenanga dan Ruang Inovasi Kemangi, serta peluncuran aplikasi E-Detik yang Digelar Dinkes Jatim pada Kamis 8 Agustus 2024.
“Kami kemarin juga waktu rapat dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit, kami sampaikan bahwa sebenarnya terutama buat Dinas Kesehatan bahwa kita ingin puskesmas kembali pada seharusnya”. Terang Benjamin
“Maksudnya Puskesmas turun ke posyandu-posyandu mengawasi imunisasi. Jadi jangan konsepnya mengobat manusia, tapi konsepnya adalah mencegah preventif dan promotif, mencegah penyakit”. Lanjutnya.
Benjamin melanjutkan bahwa dengan langkah pencegahan itu, diharapkan biaya/cost kesehatan juga akan turun. Sedangkan menurutnya, biaya perawatan pasien lebih mahal daripada pencegahannya.
“Jadi puskesmas mestinya turun kepada posyandu, puskesmas ini mestinya mengawasi masyarakat menggunakan air bersih, sudah belum, jamban sudah ada belum, gizi, stunting sudah diawasi mulai dari posyandu”. Sambung nya.
“Dengan demikian maka kita harapkan masyarakat Indonesia akan sehat, bukan dia sakit dulu, setelah dia sakit baru kita pikirkan berobat. Jadi penyegahan dan promotif lebih penting daripada kuratif”. Terangnya..
Selain itu, anggota DPRD Komisi E dari fraksi Gerindra tersebut menyampaikan bahwa bidang kesehatan merupakan salah satu prioritas di Komisinya.
“Ya, kalau dinas Kesehatan dengan dinas Pendidikan itu sebenarnya di Komisi E itu skala prioritas. Jadi kalau buat pendidikan dan kesehatan itu sangat-sangat menjadi konsennya untuk Komisi E”. Lanjutnya.
“Kami prioritaskan gitu, karena prinsip utama kami itu adalah masyarakat harus sehat, masyarakat harus pinter, supaya dia bisa bekerja, bisa fighter dalam kehidupan, sehingga bisa penghasilannya dan pendapatannya besar, akhirnya sejahtera”. Sambungnya.
“Bagaimana mereka kalau sakit tidak bisa sejahtera, bagaimana mereka kalau pendidikannya tidak selesai-selesai, juga sulit sejahteranya. Jadi itu penting”. Jelas Benjamin.
Dalam kesempatannya, Benjamin juga menyampaikan komitmen bersama ingin memberantas stunting di Indonesia khususnya Jawa Timur. Hal tersebut sejalan dengan program presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Memberantaskan stunting bukan asal ngomong waktu kampanye, beliau ingin menepati janji kampanye, artinya memenuhi apa yang menjadi skala prioritas. Skala prioritas kita ingin mencapai derajat kesehatan setinggi mungkin”. Lanjutnya.
Pria yang akrab dipanggil dojter Benny tersebut menjabarkan bahwa dalam langkah pencegahan Stunting maupun penyakit TBC yang gampang menular, maka harus dilakukan perbaikan gizi terhadap masyarakat.
“Jika ingin mencegah stunting, TBC. Karena faktor gizi jelek, maka dia gampang menular penyakit. Ya seperti TBC segala macam kan karena gizi jelek”. Sambungnya.
“Orang TBC pasti badannya kurus. Jadi gizi penting untuk kepintaran, gizi penting untuk daya tahan tubuh dia, mencegah segala macam penyakit. Dengan demikian kita ciptakanlah masyarakat yang sehat. Bukan masyarakat yang sakit berobat”. Jelas Benjamin.(adi)