MC, Lamongan- Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat di Balai Desa Meluwur, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan pada Senin 12 Agustus 2024.
Kegiatan ini berupa pelatihan yang diikuti oleh para petani, kelompok pemberdayaan masyarakat, karang taruna, peternak, dan kelompok tani. Pelatihan tersebut dipandu oleh dosen serta civitas akademik dari Fakultas Teknik dan Sains UPN “Veteran” Jawa Timur.
Narasumber dalam kegiatan ini antara lain Erwan Adi Saputro, Ardika Nurmawati, Soekamto, Raka Selaksa Charisma Muhammad, Maudy Pratiwi Novia Matovanni, Beta Cahaya Pertiwi, Aisyah Alifatul Zahidah Rohmah, serta 10 mahasiswa sebagai tenaga teknis.
Kegiatan pelatihan dibagi menjadi dua sesi utama, yakni sesi penyampaian materi dan sesi praktik langsung pembuatan produk.
Raka Selaksa, salah satu narasumber acara tersebut menyampaikan bahwa sekam padi selama ini di Desa Meluwur merupakan limbah pertanian. Raka berharap melalui pelatihan ini, sekam padi bisa diolah menjadi arang sekam dan insektisida organik yang bermanfaat bagi lahan pertanian.
“Untuk alat yang digunakan merupakan rancangan tim UPN “Veteran” Jawa Timur untuk memanfaatkan limbah sekam padi. Arang sekam ini dapat digunakan kembali sebagai media tanam yang mampu meningkatkan kandungan nutrisi tanah sekaligus sebagai bahan dasar insektisida organik”. Terang Raka.
“Inovasi pengolahan limbah sekam padi ini menggunakan alat karbonisasi. Dengan Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan metode pembuatan yang sederhana menjadikan inovasi ini sebagai solusi energi ramah lingkungan dan berkelanjutan”. Lanjutnya.
Raka melanjutkan bahwa pelatihan dan pengembangan ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi lokal serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam sesi praktek, Raka menjelaskan metode pembuatan insektisida organik yang memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan. Langkah pertama adalah mempersiapkan bahan baku dengan yakni 200 gram bahan organik seperti daun mimba, brotowali, mengkudu, daun serai, dan kecubung.
“Bahan baku tersebut kemudian dicacah dan dihancurkan hingga menjadi potongan kecil. Lalu dimasukkan ke dalam ember dan tambahkan air hingga penuh”. Jelasnya
“Langkah kedua yakni mempersiapan Alat dengan membersihkan dan menyiapkan alat sebelum digunakan, termasuk gas dan regulator. Lalu pasang regulator, letakkan di bawah tangki, dan sambungkan selang ke ember yang berisi bahan baku insektisida”. Lanjutnya.
Raka melanjutkan bahwa langkah ketiga adalah penggunaan alat dengan cara memasukkan sekam padi ke dalam tangki (maksimal 3 kg) dan menutup tangki rapat-rapat.
“Nyalakan burner, atur suhu hingga mencapai 200°C, dan tahan selama 15 menit. Setelah itu, matikan burner dan biarkan selama 1 jam atau hingga dingin. Lalu Buka tangki dan keluarkan arang dari dalamnya”. Sambungnya.
“Langkah ke 4 adalah mempersiapkan Pengemasan dengan menyaring insektisida organik yang sudah bercampur dengan asap cair, lalu tuang ke dalam botol bersih. Lalu Timbang arang sekam yang dihasilkan, kemudian kemas menggunakan corong”. Terang Raka.
Raka menjelaskan bahwa langkah ke 5 adalah mengutamakan keselamatan dalam proses produksi yakni dengan gunakan masker untuk melindungi diri dari aroma dan asap yang menyengat.
Selain itu menggunakan sarung tangan tahan panas dan sepatu tertutup serta memastikan regulator dan gas dalam kondisi baik, serta siapkan alat pemadam kebakaran sebagai langkah antisipasi.
Raka juga menekankan keunggulan sekam padi sebagai sumber energi terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi limbah pertanian, serta memberikan nilai tambah pada produk sampingan dari industri penggilingan padi.
“Inovasi ini membuka peluang usaha baru dan menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya di daerah pedesaan,” Tegas Raka.
Dalam kesempatannya, Erwan Adi Saputro, selaku koordinator pendamping dari UPN, menjelaskan bahwa UPN telah melakukan banyak riset inovasi di berbagai bidang. Di Desa Meluwur, selain pemanfaatan limbah sekam padi sebagai penambah nutrisi tanaman, juga dilakukan pengolahan tepung ikan sebagai campuran pakan ternak.
“Kami berharap inovasi ini dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat, khususnya para petani yang memanfaatkan limbah padi, serta memajukan sektor peternakan melalui pengelolaan tepung ikan,” kata Erwan.
Sedangkan Kepala Desa Meluwur, Abdul Muid, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada UPN yang telah mempercayai desa mereka sebagai mitra dalam memperkenalkan teknologi terbarukan.
“Kami berharap dengan bermitra bersama UPN, masyarakat Desa Meluwur dapat menjadi petani dan peternak modern yang mampu berinovasi dan berdaya saing,” ujar Abdul Muid.