Surabaya- PINBAS (Pusat Inkubasi Bisnis Syariah) MUI Jawa Timur menggelar Seminar Bisnis Syariah Tahun 2024 bertema peningkatan produksi kambing Senduro melalui inkubasi bisnis peternak kambing Senduro Kabupaten Lumajang.
Kegiatan yang digelar pada Kamis 24 Oktober 2024 tersebut dilaksanakan di gedung MUI Provinsi Jawa Timur. Dihadiri Ketua PINBAS MUI Prov. Jatim Dr. Ir Jumadi, M.MT, Pengurus MUI Jatim serta puluhan peternak dari Kabupaten Lumajang.
Dalam kesempatannya, Ketua PINBAS MUI Jatim Jumadi mengatakan bahwa Kambing Senduro merupakan satu sumber plasma nutfah dari Lumajang yang potensial untuk dilestarikan.
Plasma nutfah sendiri adalah materi genetik yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, baik secara seksual maupun somatik. Kambing senduro mewarisi kualitas-kualitas unggul sebagai kambing pedaging maupun kambing perah.
Lanjut Jumadi bahwa Kambing Senduro perlu ditingkatkan populasinya dan disebarkan ke kabupaten/ kota yang lainnya karena satwa tersebut selain penghasil daging, juga penghasil susu dengan kandungan nutrisi yang luar biasa.
“Susu Kambing Sendoro ini yang ini akan bisa connecting, kompatibel dengan programnya Presiden terpilih tentang makan siang gratis, peningkatan gizi serta pengurangan stunting dan sebagainya”. Jelasnya.
“Selain itu, ada potensi target market di permintaan daging, Termasuk daging sapi, domba, dan ternak lainnya. Untuk kepentingan qurban dengan potensi 64 triliun”. Terangnya.
“Belum lagi peluang aqiqoh, Ini target market yang perlu kita support. Dengan ini juga kita ingin men-support, membantu penuh program dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden, Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabumi Raka Dengan makan gratis yang akan disiapkan”. Lanjutnya.
Selain itu, PINBAS MUI Prov. Jatim telah menyiapkan beberapa program pengembangan ke depan yang salah satunya adalah program bantuan pembiayaan dari Negara Uni Emirat Arab.
“Mudah-mudahan nanti setelah hari ini Kita tidak hanya berhenti di sini, tetapi ada connecting terkait dengan sistem pembiayaan dan digital yang dari Uni Emirat Arab, dari Dubai”. Terangnya.
.
“Untuk skema pengembangannya, kalau memang profile bisnis kita memang clear masuk skema, Itu kita baru ngundang narasumbernya utusan dari perwakilan dari Dubai yang ada di Indonesia”. Jelasnya.
“Program skema pembiayaan tersebut saat ini sudah terjalin di salah satu pondok pesantren di wilayah Nganjuk”. Lanjutnya
Bukan hanya itu, disampaikan Jumadi bahwa MUI Prov. Jatim telah terpilih sebagai pilot project Program Domba Nasional yang ditunjuk langsungboleh PINBAS MUI Pusat. Selain MUI Jawa Timur, MUI bangka Belitung juga menjadi aalah satunya.
“Program Domba Nasional adalah Program PINBAS MUI Pusat yang memilih dua provinsi yakni Jawa Timur dan Bangka Belitung”. Tambahnya.
“Kita kemarin mengutus pengurus untuk datang di Jakarta untuk mempresentasikan tentang kesiapan kita menjadi pilot project Program Domba Nasional oleh PINBAS MUI”. Sambungnya.
Di acara Seminar Bisnis Syariah ini, PINBAS MUI Prov Jatim mendengar pendapat dan masukan dari puluhan peternak kambing, khususnya kambing senduro dari Kabupaten Lumajang. Pihaknya menampung berbagai persoalan maupun kendala yang dialami peternak selama ini.
“Saat ini kita menginkubasi 50 peternak kambing ini seperti apa, Mereka rata-rata punya sekitar 50 ekor per orang. Kita inkubasi dengan segala problem yang disampaikan dan akan kita berikan solusi,”. Terangnya.
“Salah satunya ada beberapa persoalan saat ini misalnya harga susu yang dijual cair dan harganya rendah. Peternak yang di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kab. Lumajang problem harga itu bisa kita atasi dengan teknologi dengan membuat hilirisasi dalam menjual susu dalam bentuk bubuk,” lanjutnya.
“Tapi sementara ini kita inkubasi, Apa kira-kira menjadi problem mereka. Pembiayaan kita akan ada Skema nanti program projek Domba Nasional, yang lainnya kita punya skema dengan koneksi dengan Dubai”. Terang Jumadi Ketua PINBAS MUI Prov. Jatim.
Sedangkan Rais Husein Fathoni, Narasumber dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur memberikan materi tentang Dukungan Manajemen dan Permodalan yang Menjadi hal Krusial.
Rais mengatakan bahwa Jumlah peternak kambing rakyat di Jawa Timur lebih dari 900.000 peternak. Sementara peternak kambing perah, jumlahnya hanya 7.000-8.000 orang saja. Hal ini mestinya menjadi peluang besar bagi usaha susu kambing karena peternak kambing perah pesaingnya masih sedikit.
“Salah satu yang krusial diperbaiki adalah manajemen breeding untuk perkembangbiakan kambing senduro, namun dengan tetap memperhatikan kualitas indukannya,” ujarnya.
Rais mengatakan dinas akan mendorong hingga level kabupaten untuk melaksanakan pembinaan khususnya dalam pembibitan. Misalnya dengan penerbitan sertifikasi kelayakan bibit unggul bagi ternak-ternak kambing senduro.
Permasalahan breeding juga menjadi perhatian serius dari praktisi peternakan kambing. Menurut drh. Heryo Shasikirono, Direktur CV. Hantara yang juga Narasumber pada Seminar Bisnis Syariah ini, budidaya kambing senduro bukan saja persoalan melestarikan plasma nutfah kebanggan Jawa Timur.
“Dengan segala kualitas yang dimilikinya, khususnya sebagai penghasil susu, mendorong aktivitas bisnis para peternak kambing Senduro ini juga akan menghidupkan perekonomian dari sisi yang jarang disentuh,” ujar Heryo.
“Selama ini Jawa Timur dikenal sebagai penghasil kambing perah, tapi produksi susu olahan untuk dikomersialkan justru kalah. Maka daripada itu tugas kita untuk terus mendorong potensi ini agar makin berkembang menjadi komoditas ekonomi unggulan,” tuturnya.
Dorongan kepada ekosistem peternakan kambing senduro ini patut diusahakan dengan membuka peluang-peluang pembiayaan dari berbagai pintu permodalan. Misalnya dari pemerintahan, CSR perusahaan swasta, hibah, maupun dari pembiayaan syariah lainnya.