Disnak Prov. Jawa Timur Gelar Rapat Evaluasi Akhir Pengendalian Penyakit Hewan dan Pembangunan Peternakan 2024

Berita417 Dilihat

MC, Surabaya- Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Rapat Evaluasi Akhir Pengendalian Penyakit Hewan dan Pembangunan Peternakan Di Jatim 2024 pada Kamis 28 November 2024 di Hotel Morazen Surabaya.

Hadir dalam acara tersebut Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, Kadis Kesehatan Erwin, Kadis Perindag Iwan, Kadis Perkebunan Heru Susanto. Selaun itu Acara ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta, termasuk kepala dinas peternakan, petugas veteriner, dokter hewan, dan organisasi profesi di bidang peternakan dan kesehatan hewan. ratusan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, M.M., menyampaikan pentingnya pengendalian penyakit dan peningkatan produktivitas peternakan dalam sebuah pertemuan evaluasi. Indyah mengatakan terdapat berbagai tantangan yang dihadapi ke depan, termasuk wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpin Sky Disease (LSD), dan ASF (African Swine Fever).

“Sampai saat ini, kita sudah melakukan vaksinasi hampir 14 juta hewan di Jawa Timur, mencapai 98 persen dari target yang diberikan pemerintah pusat,” ujar Indyah. Berkat kerja keras bersama, pengendalian PMK di Jawa Timur telah berhasil turun statusnya menjadi terkendali. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam lima tahun ke depan.

Indyah juga menyampaikan bahwa anggaran vaksinasi dan operasional untuk tahun 2025 akan berkurang, sehingga diperlukan adaptasi dalam pelaksanaan vaksinasi. Pertemuan evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengendalian penyakit PMK dan LSD melalui vaksinasi, serta kinerja program peningkatan populasi melalui inseminasi buatan.

Selain itu, pentingnya penyiapan rumah potong hewan ruminansia dan unggas untuk mendapatkan sertifikat halal dan nomor kontrol veteriner juga menjadi fokus. “Diharapkan nanti produk-produk UMKM juga sudah halal sehingga bisa bersaing di dunia perdagangan,” tambah Indyah.

Ia juga menyoroti perlunya menertibkan tempat pemotongan hewan ilegal yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan rumah potong hewan resmi di Jawa Timur.

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed